PENGEMBANGAN PERMAINAN ABC LIMA DASAR UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN KOSA KATA SISWA SD
PENGEMBANGAN
PERMAINAN ABC LIMA DASAR UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN KOSA KATA SISWA SD
Oleh: Niken Arsyafani
(201710430311162)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Abstrak
Dalam artikel ini, akan membahas
mengenai pengembangan permainan ABC Lima Dasar untuk meningkatkan pembelajaran
kosakata siswa SD. Permainan adalah kegiatan untuk mengisi waktu luang yang
digunakan untuk bersenang-senang. Namun, saat ini melalui permainan dapat
dijadikan atau dikombinasikan untuk media pembelajaran. Contohnya permainan
tradisional ABC Lima Dasar yang dapat digunakan untuk memperkaya, menambah,
meningkatkan, dan/atau mengembangkan wawasan siswa mengenai kosakata siswa,
sehingga siswa dapat lebih terampil dalam berbahasa. Kosakata sendiri merupakan
kekayaan kata yang dimiliki oleh bahasa. Kualitas keterampilan berbahasa
bergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Sehingga
semakin banyak kosakata yang kita kuasai, maka besar kemungkinan kita terampil
dalam berbahasa. Selain itu, media pembelajaran ini dapat digunakan untuk
memperkenalkan dan melestarikan permainan tradisional kepada anak yang saat ini
sudah ikut dalam arus globalisasi, di mana anak lebih sering bermain dan sibuk
sendiri dengan gadget mereka, yang sehingga dapat menumbuhkan sikap
individualisme dalam diri anak tersebut.
Kata
Kunci: Permainan ABC Lima Dasar, Pembelajaran Kosa Kata
Pendahuluan
Permainan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, dan yang dilakukan untuk
bersenang-senang. Namun, bukan hanya untuk bersenang-senang, sebenarnya dalam
permainan itu sendiri terdapat manfaat lain seperti permainan ABC Lima Dasar yang akan saya bahas kali
ini. Permainan ABC Lima Dasar adalah permainan tradisional yang membutuhkan
beberapa orang untuk menentukan huruf menggunakan jari-jari mereka.
Permainan ABC Lima
Dasar ini tidak membutuhkan tenaga yang banyak seperti permainan tradisional
lain, namun permainan ini membutuhkan daya ingat yang cukup baik dan kinerja
otak yang cepat. Karena di dalam permainan ini setiap orang tidak diperbolehkan
untuk menyebutkan kata yang sama dengan yang sudah disebutkan.
Kosakata adalah
kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Kedua sudah dimuat 72.805 kosakata. Ada 2 sumber kemampuan untuk
memperkaya kosakata Bahasa Indonesia, yaitu sumber dari dalam dan sumber dari
luar.
Artikel ini bertujuan
untuk memberi ide atau memberi wawasan kepada pembaca bahwa ada cara untuk
meningkatkan, memperkaya, dan/atau menambah kosakata pada peserta didik. Dengan
menggunakan permainan tradisional yang biasanya digunakan untuk
bersenang-senang, namun kali ini permainan itu dapat dipadukan atau dapat
dikombinasikan untuk pembelajaran kosakata pada siswa SD.
Pembelajaran yang
dikombinasikan dengan permainan seperti ini, akan membuat siswa menjadi
bersemangat untuk belajar dan menambah wawasannya. Semangat siswa tersebut
dipicu oleh keseruan yang timbul, karena dalam pembelajaran ini juga diperlukan
kecepatan agar kosakata setiap siswa tidak sama antara satu dengan yang lain.
Dan apabila ada seorang atau beberapa siswa yang mulai bosan dengan
pembelajaran ini, mungkin kita dapat memberikan sedikit motivasi kepada siswa
tersebut yang nantinya akan membuat siswa menjadi kembali bersemangat untuk
mengikuti pembelajaran yang sudah dipersiapkan.
Pembahasan
Kualitas keterampilan
berbahasa bergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya.
Semakin kaya atau semakin banyak kosakata yang dimiliki dan dikuasai maka
semakin besar pula kemungkinan terampil untuk berbahasa. Tingkatan dan
kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi
perkembangan mentalnya. Kosakata dasar adalah kata-kata yang tidak mudah
berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain.
Ada 2 sumber kemampuan
untuk memperkaya kosakata Bahasa Indonesia, yaitu sumber dari dalam dan sumber
dari luar. Sumber dari dalam
adalah kemampuan yang ada pada bahasa dan bangsa Indonesia sendiri. Swadaya
tersebut dapat berwujud pengaktifan kata-kata lama, pembentukan kata-kata baru,
penciptaan kata-kata baru, dan pengkaroniman. Pengaktifan kata-kata lama atau
dapat didefinisikan dengan kosakata lama yang dahulu ada dalam bahasa Indonesia
yang kemudian tidak lagi dipakai dan saat ini diaktifkan lagi untuk menampung
konsep-konsep baru dalam bahasa Indonesia. Pembentukan kata-lata baru,
kata-kata baru tersebut dapat dibentuk melalui proses pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan.
Penciptaan kata-kata baru, kata-kata ciptaan baru kebanyakan berdasar pada
kata yang sudah ada sebelumnya. Dan yang terakhir yaitu pengkaroniman, akronim
sendiri memiliki arti singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan
suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan
seperti kata biasa.
Sumber
dari luar, maksud sumber dari luar adalah kata-kata
serapan baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Bahasa Indonesia masih
perlu menyerap baik kata-kata daerah maupun kata-kata asing dengan tujuan
sebagai berikut.
1. Kata-kata
serapan itu digunakan untuk menyatakan rasa hormat, halus, dan sopan.
2. Kata-kata
serapan itu digunakan untuk mengisi kekosongan (kerumpangan) kosakata bahasa
Indonesia.
3. Kata-kata
asing itu perlu diserap untuk memudahkan pengalihan antarbahasa karena bersifat
internasional.
Ada 4 proses penyerapan
dalam bahasa Indonesia, yaitu adopsi, adaptasi, penghibridaan dan terjemahan.
Adopsi dalah serapan secara utuh sama dengan bentuk asilnya, tanpa perubahan
atau penyesuaian. Adaptasi adalah serapan yang disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia, yaitu kaidah ejaan, pembentukan kata, dan tata kalimat. Yang ketiga
adalah penghibridaan, hibrida adalah kata kopleks yang bagian-bagiannya terdiri
dari bahasa-bahasa yang asalnya berbeda. Dan yang terakhir adalah serapan
terjemahan, serapan terjemahan itu dapat terjadi dengan 4 cara, yaitu
terjemahan langsung, terjemahan dari serapan adopsi, terjemahan dari serapan
adaptasi, dan terjemahan dari serapan hibrida.
Setelah saya
menjelaskan mengenai kosakata, kali ini saya akan menjelaskan mengenai apa itu
permainan, apa itu permainan ABC Lima Dasar, dan bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran
kosakata melalui permainan ABC Lima Dasar. Permainan dapat didefinisikan
sebagai suatu kegiatan untuk mengisi waktu luang dan yang digunakan untuk
menghibur. Namun, sebenarnya banyak manfaat lain dari permainan selain untuk
menghibur. Permainan juga dapat dikombinasikan dengan mata pelajaran sehingga
dapat digunakan sebagai pembelajaran yang mungkin dapat menarik perhatian siswa
atau peserta didik, terutama permainan-permainan tradisional.
Ada banyak permainan
tradisional yang dapat digunakan untuk media pembelajaran serta untuk meningkatkan minat siswa pada suatu
pembelajaran. Salah satu permainan tradisional yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yaitu permainan ABC Lima Dasar. Di mana permainan ini tidak
membutuhkan banyak energi, karena permainan ini hanya membutuhkan kecepatan
kinerja otak. Permainan ABC Lima Dasar juga dapat digunakan untuk mengasah daya
ingat siswa. Melalui permainan ini, siswa dapat menyebutkan kosakata dengan
cepat dan harus menyebutkan kosakata yang berbeda satu dengan yang lain.
Permainan ABC Lima
Dasar ini sudah jarang sekali dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang, karena
kebanyakan anak sekarang lebih asik dengan ponsel atau gadget yang diberikan
oleh kedua orang tuanya. Akibat perkembangan zaman saat ini, sikap
individualisme semakin marak, dan anak dibawah umur pun sudah menumbuhkan sikap
individualisme mereka melalui gadget yang mereka bawa dan mereka mainkan.
Padahal, gadget sendiri memiliki dampak buruk untuk perkembangan sistem saraf
anak. Selain untuk pembelajaran, kita juga dapat mengenalkan permainan ini
kepada peserta didik atau siswa kita, sehingga dengan seperti itu, kita juga
turut melestarikan permainan tradisional yang perlahan mulai hilang karena
perkembangan zaman.
Cara pelaksanaan
pembelajaran ini, yaitu pada awalnya kita harus membentuk peserta didik menjadi
berkelompok, 2-4 siswa. Setelah itu, setiap siswa harus mengeluarkan atau
menunjukkan jarinya, kita memberikan kebebasan kepada siswa untuk memberikan
berapa jari sesuai dengan yang diinginkan oleh siswa. Kemudian, apabila semua
siswa telah selesai memberikan jarinya, siswa harus mulai menghitung atau
mengucapkan alfabet sesuai dengan urutannya. Setelah sampai dijari yang
terakhir, misalnya jari terakhir menunjukkan huruf S, maka satu persatu siswa
harus menyebutkan kosakata yang telah mereka pikirkan dengan cepat, dan antara
siswa yang satu dengan siswa yang lain, kosakata yang disebutkan harus berbeda,
yang artinya tidak boleh sama. Mungkin dalam permainan sebenarnya, permainan
ABC Lima Dasar ini memiliki hukuman bagi pemain yang tidak bisa menyebutkan,
namun apabila digunakan unuk pembelajaran bagi siswa SD, kita mungkin dapat
menunggu beberapa menit, dan apabila siswa itu tidak dapat menyebutkan satupun
kosakata yang huruf awalnya sesuai dengan huruf yang ditentukan, mungkin kita
bisa melanjutkan permainan tersebut tanpa ada hukuman-hukuman. Karena, apabila
diberikan hukuman, maka siswa akan merasa takut, tegang, sehingga tidak dapat
menikmati jalannya pembelajaran tersebut.
Dari pembelajaran
tersebut, ada hasil yang diharapkan yaitu siswa dapat mengembangkan, menambah,
memperkaya, dan/atau meningkatkan jumlah kosakata yang dimiliki siswa. Dengan
seperti itu, dapat diharapkan siswa lebih terampil dalam berbahasa.
Penutup
Kesimpulan:
Meningkatkan pembelajaran kosakata bagi siswa sangatlah penting, maka dari itu
perlu dikembangkan lagi kosakata yang dimiliki siswa. Namun, siswa memerlukan
hal baru yang dapat menarik perhatiannya untuk dapat mempelajari
kosakata-kosakata tersebut. Mungkin melalui permainan tradisional ABC Lima
Dasar yang sudah dijelaskan pada bagian pembahasan diatas dapat menarik
perhatian siswa untuk mempelajari, memperkaya, mengembangkan, menambah,
dan/atau meningkatkan kosakata-kosakata siswa.
Saran: Terkadang siswa merasa bosan
dengan pembelajaran yang biasa-biasa saja, siswa perlu sesuatu baru yang dapat
meningkatkan minat dan semangat siswa dalam belajar.
Maka dari itu, setiap guru harus
memiliki trik atau tips tertentu untuk dapat membuat siswanya tertarik dan
berminat pada pembelajaran tersebut.
Daftar
Rujukan
Prof. Drs. Soedjito Dr. Djoko Saryono, M. (2011). Kosakata
Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media Publishing.
Tarigan, P. D. (1984). Pengajaran Kosakata.
Bandung: Angkasa Bandung.
Komentar
Posting Komentar